Bulan januari biasanya jadi bulan yang ditunggu para karyawan,
termasuk saya juga lho karena di bulan itu kita pasti penasaran berapa banyak
sih kenaikan gaji yang akan kita dapat. Nah saya tertarik buat membahas masalah
kenaikan gaji tahun 2016 ini.
Sebenarnya bukan hal yang baru yah kalo tiap tahun baru selalu ada kenaikan gaji bagi para karyawan. Tapi rasanya baru tahun ini lho saya dengar banyak keluhan teman-teman bahwa kenaikan gaji kali ini sangat diluar dugaan mereka. Mending kalo lebih tinggi dari dugaan, lha ini jauh lebih rendah lagi. Bisa dibayangin apa sikap mereka ? Gerutuan, mengumpat, memaki, pasrah dan yang lebih extrim lagi ya menggedor meja atau pintu. Hampir rata-rata mereka melakukan hal yang saya sebutin tadi. Masih ada yang belum masuk daftar ? Tambahin aja sendiri deh.
OK, kenapa gerutuan, mengumpat dsb ? berapa sih sebenarnya harapan mereka ? berapa juga yang mereka dapatin ?
Well, jujur saja saya sendiri sempat shock begitu nerima slip gaji dan tertera gaji baru saya yang 'hanya' naik 250 Rb saja. Terlintas di pikiran 'seharusnya kan saya masih pantas menerima minimal 450Rb, lha kok cuma segini ?'. Tahun lalu saya bisa dapetin predikat karyawan teladan , kenapa sekarang jadi hancur begini ?
Begitu juga yang mungkin ada di pikiran anda bukan ? hayo, ngaku aja deh...
Eh, nanti dulu, ternyata ada juga temen saya yang kerja di perusahaan lain yang kenaikannya di tunda Wow, lebih sadis lagi tuh.
Kalau dipikir dan mencoba membenarkan pendapat sendiri, pantaslah kalo kita gerutuan, mengumpat dsb gitu karena pastinya kita sudah tau toh bagaimana kinerja kita dalam setahun belakangan ini. Tapi ternyata manajemen punya pertimbangan lain dan ini yang sangat sulit untuk diperkirakan oleh karyawan.
Saya gak mau membahas urusan manajemen, capek, biar mereka aja yang ngurusin. Toh mereka digaji besar untuk urusan itu.
Apa yang bisa kita lakukan untuk kondisi seperti ini ?
Menurut hemat saya, ada beberapa pilihan yang bisa diambil karyawan, dari mulai yang teringan sampai yang terberat. Ok kita cek satu persatu pilihannya.
1. Terima dengan tabah, ikhlas, tanpa mengurangi kinerja yang optimal seperti sebelumnya.
Hmmm ini pasti rada sulit ya untuk dilakukan, tapi ini adalah pilihan yang paling bijaksana bagi semua pihak. Mengambil pilihan ini dapat menyelamatkan 3 pihak, yaitu perusahaan, karyawan itu sendiri, dan tentunya keluarganya. Karyawan akan 'aman' dengan memilih opsi ini. Buktikan deh walau muka sambil cemberut.
2. Terima hasil sekarang, namun dengan memaki dan mengurangi kinerja dari yang sebelumnya.
Ini juga rasanya masih cukup adil yah bila opsi ini dipilih karena karyawan pasti merasa bahwa jerih payahnya selama setahun itu kurang dihargai. Namun pilihan ini mengandung resiko yang cukup besar bila dilanjutkan, yaitu penilaiannya menjadi drop (walau kadang penilaian itu juga relatif tidak terlalu menunjang untuk kenaikan gaji karena yang tahun lalu bagus nilainya pun naik gajinya ya cuma 360 rb bahkan bisa jadi berbuntut pada urusan PHK (buat yang tidak siap, amit-amit ya).
3. Tidak terima hasil sekarang dan berusaha keras memaksa owner untuk menyesuaikan kembali kenaikan gajinya dengan cara keras seperti demo, mosi tidak percaya, dsb.
Nah ini yang sangat beresiko bagi karyawan dan bersifat gambling, artinya hasil dari tindakan ini akan beranting 2 : berhasil lalu gaji tersesuaikan, atau tidak berhasil dan diberi skorsing bagi pendemo.
Rasanya urusan demo gini gak terihat elegant yah, tapi banyak kasus juga kalau tidak didemo ya gak bakal tuntas urusannya, malah sudah didemo habis-habisan tetap saja gak tuntas. Sebel....
Nha, mana yang mau anda pilih ? Itu kembali pada pendirian dan prinsip serta tujuan hidup anda sendiri.
Sebenarnya bukan hal yang baru yah kalo tiap tahun baru selalu ada kenaikan gaji bagi para karyawan. Tapi rasanya baru tahun ini lho saya dengar banyak keluhan teman-teman bahwa kenaikan gaji kali ini sangat diluar dugaan mereka. Mending kalo lebih tinggi dari dugaan, lha ini jauh lebih rendah lagi. Bisa dibayangin apa sikap mereka ? Gerutuan, mengumpat, memaki, pasrah dan yang lebih extrim lagi ya menggedor meja atau pintu. Hampir rata-rata mereka melakukan hal yang saya sebutin tadi. Masih ada yang belum masuk daftar ? Tambahin aja sendiri deh.
OK, kenapa gerutuan, mengumpat dsb ? berapa sih sebenarnya harapan mereka ? berapa juga yang mereka dapatin ?
Well, jujur saja saya sendiri sempat shock begitu nerima slip gaji dan tertera gaji baru saya yang 'hanya' naik 250 Rb saja. Terlintas di pikiran 'seharusnya kan saya masih pantas menerima minimal 450Rb, lha kok cuma segini ?'. Tahun lalu saya bisa dapetin predikat karyawan teladan , kenapa sekarang jadi hancur begini ?
Begitu juga yang mungkin ada di pikiran anda bukan ? hayo, ngaku aja deh...
Eh, nanti dulu, ternyata ada juga temen saya yang kerja di perusahaan lain yang kenaikannya di tunda Wow, lebih sadis lagi tuh.
Kalau dipikir dan mencoba membenarkan pendapat sendiri, pantaslah kalo kita gerutuan, mengumpat dsb gitu karena pastinya kita sudah tau toh bagaimana kinerja kita dalam setahun belakangan ini. Tapi ternyata manajemen punya pertimbangan lain dan ini yang sangat sulit untuk diperkirakan oleh karyawan.
Saya gak mau membahas urusan manajemen, capek, biar mereka aja yang ngurusin. Toh mereka digaji besar untuk urusan itu.
Apa yang bisa kita lakukan untuk kondisi seperti ini ?
Menurut hemat saya, ada beberapa pilihan yang bisa diambil karyawan, dari mulai yang teringan sampai yang terberat. Ok kita cek satu persatu pilihannya.
1. Terima dengan tabah, ikhlas, tanpa mengurangi kinerja yang optimal seperti sebelumnya.
Hmmm ini pasti rada sulit ya untuk dilakukan, tapi ini adalah pilihan yang paling bijaksana bagi semua pihak. Mengambil pilihan ini dapat menyelamatkan 3 pihak, yaitu perusahaan, karyawan itu sendiri, dan tentunya keluarganya. Karyawan akan 'aman' dengan memilih opsi ini. Buktikan deh walau muka sambil cemberut.
2. Terima hasil sekarang, namun dengan memaki dan mengurangi kinerja dari yang sebelumnya.
Ini juga rasanya masih cukup adil yah bila opsi ini dipilih karena karyawan pasti merasa bahwa jerih payahnya selama setahun itu kurang dihargai. Namun pilihan ini mengandung resiko yang cukup besar bila dilanjutkan, yaitu penilaiannya menjadi drop (walau kadang penilaian itu juga relatif tidak terlalu menunjang untuk kenaikan gaji karena yang tahun lalu bagus nilainya pun naik gajinya ya cuma 360 rb bahkan bisa jadi berbuntut pada urusan PHK (buat yang tidak siap, amit-amit ya).
3. Tidak terima hasil sekarang dan berusaha keras memaksa owner untuk menyesuaikan kembali kenaikan gajinya dengan cara keras seperti demo, mosi tidak percaya, dsb.
Nah ini yang sangat beresiko bagi karyawan dan bersifat gambling, artinya hasil dari tindakan ini akan beranting 2 : berhasil lalu gaji tersesuaikan, atau tidak berhasil dan diberi skorsing bagi pendemo.
Rasanya urusan demo gini gak terihat elegant yah, tapi banyak kasus juga kalau tidak didemo ya gak bakal tuntas urusannya, malah sudah didemo habis-habisan tetap saja gak tuntas. Sebel....
Nha, mana yang mau anda pilih ? Itu kembali pada pendirian dan prinsip serta tujuan hidup anda sendiri.
Salam #diambukanpilihan @wahyu_joker
ehhem
BalasHapus