Minggu, 23 Juli 2023

Mari Belanja Di Warung Tetangga




Belanja di swalayan IndoMart atau AlfaMart, semua barang memang terpampang. Tapi, hampir tak ada interaksi kemanusiaan. Apalagi pertemanan dan persaudaraan.
Bertahun-tahun kita menjadi pelanggan, yang bahkan dibuktikan dengan “kartu pelanggan”, tapi sungguh penjualnya tetap tidak kita kenal. Bahkan pelayan pun kita tak tahu siapa, apa dan bagaimana kehidupan mereka. Komunikasi hanya dengan “pelayan”, ingat bukan “penjual”. Dan hanya seputar transaksi saja. Itupun sekarang diwakili dengan tulisan.
Sementara ketika kita membeli di warung tetangga, selain dekat, juga ada interaksi sosial kemasyarakatan yang akrab. Ada “obrolan”, bukan sekedar transaksi barang yang menghilangkan nilai sosial kemanusiaan kita. Kita jadi tahu, kenal, dekat dan dapat silaturahim dengan masyarakat dan lingkungan. Komunikasi beginilah yang manusiawi. Yang menghubungkan antar orang, komunitas dan masyarakat. Bukan sekedar barang, angka penjualan dan plastik kemasan.
Membeli di warung tetangga akan menumbuhkan kekuatan ekonomi keluarga sesama warga. Kita jadi berperan bagi tegaknya ekonomi dan ketahanan sebuah keluarga, suami, istri dan anak2nya. Dan mereka, berperan sebagai penjual. Berwirausaha. Bukan sekedar menjadi pelayan alias babu dari para pemilik modal kapitalis liberal yg berdalih seragam karyawan…!
Bayangkan, sampai umur berapa toko2 modern “mau” mempekerjakan para pelayan ini? Cuma saat usia muda. Sedang dengan menjadi “penjual”, sebenarnya mereka akan “terhidupi” bahkan sampai anak-anak mereka dewasa. 

BELUM LAGI SOAL EFEKTIFITAS BUDGET KITA
  
Bayangkan, saya pernah uji coba, membawa uang 100 ribu dan pergi ke toko swalayan modern. Ternyata kurang! Dan lihat belanjaannya. Saya banyak membeli barang yang tak perlu. Karena godaan iklan dan penataan, saya melakukan pemborosan!
Sedang ketika saya ke warung  tetangga , uang 100 ribu masih sisa. Barangnya pun sangat fungsional, benar-benar kebutuhan pokok. Dan saya mendapatkan bonus ungkapan penjual yang membahagiakan, “Alhamdulillah  syukur ya, pagi2 sudah ada yang belanja 75 ribu…. makasih ya bu”, sambil tersenyum tulus…! 
Sungguh itu bonus yang lebih mahal daripada sekedar “obral dan diskon akal-akalan” yang penuh strategi bisnis.
Jadi berpikirlah sebelum berbelanja!
Shopping lah di warung tetangga  atau pasar tradisional. Nikmatilah sisi kemanusiaan anda. Disitulah “rekreasi sebenarnya”. Jangan buang waktu anda di swalayan dan supermall modern hanya untuk membeli kebutuhan pokok rumah tangga anda. Warung tetanggajauh lebih murah, manusiawi, menumbuhkan ekonomi, memberdayakan masyarakat, dan ada nilai silaturahim antar tetangga. 
Mau umur panjang dan banyak rejeki? Mari biasakan berbelanja di warung tetangga kita…!
Sekali lagi ” Ayo Selamatkan Warung/Toko dan Pasar Tradisional  di sekeliling kita”!
Mohon dishare ya…!

Wahyu Os

Tidak ada komentar:

Posting Komentar