Belanja
di swalayan IndoMart atau AlfaMart, semua barang memang terpampang. Tapi,
hampir tak ada interaksi kemanusiaan. Apalagi pertemanan dan persaudaraan.
Bertahun-tahun
kita menjadi pelanggan, yang bahkan dibuktikan dengan “kartu pelanggan”, tapi
sungguh penjualnya tetap tidak kita kenal. Bahkan pelayan pun kita tak tahu
siapa, apa dan bagaimana kehidupan mereka. Komunikasi hanya dengan “pelayan”,
ingat bukan “penjual”. Dan hanya seputar transaksi saja. Itupun sekarang
diwakili dengan tulisan.
Sementara
ketika kita membeli di warung tetangga, selain dekat, juga ada interaksi
sosial kemasyarakatan yang akrab. Ada
“obrolan”, bukan sekedar transaksi barang yang menghilangkan nilai sosial
kemanusiaan kita. Kita jadi tahu, kenal, dekat dan dapat silaturahim dengan
masyarakat dan lingkungan. Komunikasi beginilah yang manusiawi. Yang
menghubungkan antar orang, komunitas dan masyarakat. Bukan sekedar barang,
angka penjualan dan plastik kemasan.
Membeli
di warung tetangga akan menumbuhkan kekuatan ekonomi keluarga sesama warga. Kita jadi berperan bagi tegaknya ekonomi dan ketahanan sebuah keluarga, suami, istri dan anak2nya. Dan mereka, berperan sebagai penjual.
Berwirausaha. Bukan sekedar menjadi pelayan alias babu dari para pemilik modal
kapitalis liberal yg berdalih seragam karyawan…!
Bayangkan,
sampai umur berapa toko2 modern “mau” mempekerjakan para pelayan ini? Cuma saat
usia muda. Sedang dengan menjadi “penjual”, sebenarnya mereka akan “terhidupi”
bahkan sampai anak-anak mereka dewasa.
BELUM
LAGI SOAL EFEKTIFITAS BUDGET KITA
Bayangkan,
saya pernah uji coba, membawa uang 100 ribu dan pergi ke toko swalayan modern.
Ternyata kurang! Dan lihat belanjaannya. Saya banyak membeli barang yang tak
perlu. Karena godaan iklan dan penataan, saya melakukan pemborosan!
Sedang
ketika saya ke warung tetangga , uang 100 ribu masih sisa. Barangnya pun
sangat fungsional, benar-benar kebutuhan pokok. Dan saya mendapatkan bonus
ungkapan penjual yang membahagiakan, “Alhamdulillah syukur ya, pagi2
sudah ada yang belanja 75 ribu…. makasih ya bu”, sambil tersenyum tulus…!
Sungguh
itu bonus yang lebih mahal daripada sekedar “obral dan diskon akal-akalan” yang
penuh strategi bisnis.
Jadi
berpikirlah sebelum berbelanja!
Shopping
lah di warung tetangga atau pasar tradisional. Nikmatilah sisi
kemanusiaan anda. Disitulah “rekreasi sebenarnya”. Jangan buang waktu anda di
swalayan dan supermall modern hanya untuk membeli kebutuhan pokok rumah tangga
anda. Warung tetanggajauh lebih murah, manusiawi, menumbuhkan ekonomi,
memberdayakan masyarakat, dan ada nilai silaturahim antar tetangga.
Mau
umur panjang dan banyak rejeki? Mari biasakan berbelanja di warung tetangga kita…!
Sekali
lagi ” Ayo Selamatkan Warung/Toko dan Pasar Tradisional di sekeliling
kita”!
Mohon
dishare ya…!
Wahyu Os
Tidak ada komentar:
Posting Komentar