Rabu, 01 Januari 2014

Ibuku Pembohong









Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya.
Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika Saya masih kecil, Saya terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali
kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, Saya tidak lapar"
------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, Saya melihat Ibu sedang belanja ikan  emas , karena uang terbatas maka Ibu hanya membeli sebuah ikan saja ,Ibu berharap bisa memberikan gizi terbaik untuk anak-anaknya, kemudian Ibu menggoreng ikan tersebut tetapi saat itu anaknya ada tiga kemudian Ibu berfikir membagi ikan menjadi tiga bagian ,bagian kepala untuk Saya , bagian tengah untuk Adik perempuan Saya dan bagian ekor untuk Adik laki-laki , dengan begitu Ibu bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Kemudian  Ibu duduk di sampingku , sambil menunggu Saya dan adik makan,  Ibu memberikan sebuah semangat dan menanamkan cita-cita kepada Saya dan Adik dengan mamaknai sebuah pembagian ikan yang di potong menjadi tiga bagian itu, Ibu berkata kepada Saya sebagai Anak pertama “ nak Kamu dapat bagian kepala adalah karena Ibu mengiginkan Kamu menjadi Sinder yang jabatanya lebih tingi dari jabatan Ayahmu  , dan kepada adik Perempuan Saya Ibu berkata Nak Kamu dapat bagian badan karena Ibu mengiginkan Kamu jadi Kepala Desa dan kepada Adik laki-laki Ibu berkata Nak Ibu ingin kalau sudah besar nanti Kamu jadi wiraswastawan  , itulah gambaran cita-cita yang di tanamkan oleh Ibu , akhirnya makan telah selesai Saya terkejut melihat Ibu memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang Saya makan dengan adik-adiku. Saya melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu Saya bertanya Ibu mengapa Ibu memakan sisa ikan ini ..? tadi kalau Ibu mau seharusnya bisa di bagi empat.? Oh nggak apa-apa nak , lagi pula sisa ikan ini masih ada dagingnya..! sambil tersenyum Ibu bilang Nak ini juga bagian dari keinginan Ibu makan sisa makananmu , Ibu menginginkan adikmu yang lain menjadi Abdi Negara  , Saya terkejut… Adik yang mana Bu…? kan.. Saya Cuma bertiga…? Dengan tersenyum Ibu menjelaskan bahwa Ibu telah hamil lagi dan Saya baru mengerti bahwa Ibu sangat mengiginkan makan Ikan itu karena nyidam..?
--inilah KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang Saya sudah  bekerja sebagai Karyawan sambil berwiraswasta , Adik perempuan Saya juga menjadi Kepala Desa walaupun sebenarnya Suaminyalah yang menjadi kepala Desa, Adik lelaki Saya mengikuti jejak Ayah Saya walaupun belum menjadi sinder dan Adik Saya yang ragil sudah menjadi Abdi Negara sebagai TNI , cita-cita yang telah di tanamkan oleh Ibu ternyata dikabulkan oleh Alloh walaupun oleh Alloh cita-cita tersebut dibolak-balik . Namun demikian  kemiskinan tetap masih melingkupi keluarga Kami , Sebagai Pegawai pemerintah Ayah seharusnya bisa berkecukupan seperti Pegawai-pegawai yang lain , ternyata keterpurukan ini akibat dari sikap Ayah yang terlalu jujur dan tak terbersitpun keinginan untuk melakukan korupsi , inilah yang membuat keluarga Saya tetap miskin . Walaupun  begitu Ibu tetap setia biarpun ekonomi  tetap terpuruk .  Sebagai jaga wana pekerjaan Ayah merupakan dilema tersendiri , di satu sisi Ayah harus menghadapi masyarakat yang sedang lapar , disisi lain Ayah harus menghadapi Negara yang menuntut sebuah pengabdian , pada akhirnya suatu hari terjadilah penjarahan besar-besaran  . Dari hal inilah yang mengakibatkan Ayah Saya sakit karena memikirkan tanggung jawabnya , sehingga makin terpuruklah ekonomi keluarga , Ibu sebagai wanita yang kuat  terus merawat ayah sampai akhirnya Ayah meninggal. Inilah KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA, karena tidak mau menerima uang korupsi padahal miskin.

Sebenarnya masih banyak  kebohongan-kebohongan  lain yang di lakukan oleh Ibu dalam menghadapi , beban hidup , beban fitnah , beban penyakit dan beban keluarga.. semua di tutupi oleh Ibu dengan kebohongan demi  menghindari beban hidup anak-anaknya.


TANGISAN MATA IBU

Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku

Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu

Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku

Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar