Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa
kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam,
tetapi kisah ini justru sebaliknya.
Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari
kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan,
ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling
indah di dunia.
Cerita bermula ketika Saya masih kecil, Saya terlahir
sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk
makan saja, seringkali
kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, Saya tidak lapar"
------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, Saya melihat Ibu sedang
belanja ikan emas , karena uang terbatas
maka Ibu hanya membeli sebuah ikan saja ,Ibu berharap bisa memberikan gizi
terbaik untuk anak-anaknya, kemudian Ibu menggoreng ikan tersebut tetapi saat
itu anaknya ada tiga kemudian Ibu berfikir membagi ikan menjadi tiga bagian
,bagian kepala untuk Saya , bagian tengah untuk Adik perempuan Saya dan bagian
ekor untuk Adik laki-laki , dengan begitu Ibu bisa memberikan sedikit makanan
bergizi untuk petumbuhan. Kemudian Ibu
duduk di sampingku , sambil menunggu Saya dan adik makan, Ibu memberikan sebuah semangat dan menanamkan
cita-cita kepada Saya dan Adik dengan mamaknai sebuah pembagian ikan yang di potong
menjadi tiga bagian itu, Ibu berkata kepada Saya sebagai Anak pertama “ nak
Kamu dapat bagian kepala adalah karena Ibu mengiginkan Kamu menjadi Sinder yang
jabatanya lebih tingi dari jabatan Ayahmu , dan kepada adik Perempuan Saya Ibu berkata Nak
Kamu dapat bagian badan karena Ibu mengiginkan Kamu jadi Kepala Desa dan kepada
Adik laki-laki Ibu berkata Nak Ibu ingin kalau sudah besar nanti Kamu jadi
wiraswastawan , itulah gambaran
cita-cita yang di tanamkan oleh Ibu , akhirnya makan telah selesai Saya
terkejut melihat Ibu memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang
yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang Saya makan dengan adik-adiku. Saya
melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu Saya bertanya Ibu mengapa
Ibu memakan sisa ikan ini ..? tadi kalau Ibu mau seharusnya bisa di bagi
empat.? Oh nggak apa-apa nak , lagi pula sisa ikan ini masih ada dagingnya..! sambil
tersenyum Ibu bilang Nak ini juga bagian dari keinginan Ibu makan sisa
makananmu , Ibu menginginkan adikmu yang lain menjadi Abdi Negara , Saya terkejut… Adik yang mana Bu…? kan.. Saya Cuma
bertiga…? Dengan tersenyum Ibu menjelaskan bahwa Ibu telah hamil lagi dan Saya
baru mengerti bahwa Ibu sangat mengiginkan makan Ikan itu karena nyidam..?
--inilah KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang Saya sudah
bekerja sebagai Karyawan sambil berwiraswasta , Adik perempuan Saya juga
menjadi Kepala Desa walaupun sebenarnya Suaminyalah yang menjadi kepala Desa,
Adik lelaki Saya mengikuti jejak Ayah Saya walaupun belum menjadi sinder dan
Adik Saya yang ragil sudah menjadi Abdi Negara sebagai TNI , cita-cita yang
telah di tanamkan oleh Ibu ternyata dikabulkan oleh Alloh walaupun oleh Alloh
cita-cita tersebut dibolak-balik . Namun demikian kemiskinan tetap masih melingkupi keluarga
Kami , Sebagai Pegawai pemerintah Ayah seharusnya bisa berkecukupan seperti
Pegawai-pegawai yang lain , ternyata keterpurukan ini akibat dari sikap Ayah
yang terlalu jujur dan tak terbersitpun keinginan untuk melakukan korupsi ,
inilah yang membuat keluarga Saya tetap miskin . Walaupun begitu Ibu tetap setia biarpun ekonomi tetap terpuruk . Sebagai jaga wana pekerjaan Ayah merupakan
dilema tersendiri , di satu sisi Ayah harus menghadapi masyarakat yang sedang
lapar , disisi lain Ayah harus menghadapi Negara yang menuntut sebuah
pengabdian , pada akhirnya suatu hari terjadilah penjarahan besar-besaran . Dari hal inilah yang mengakibatkan Ayah Saya
sakit karena memikirkan tanggung jawabnya , sehingga makin terpuruklah ekonomi
keluarga , Ibu sebagai wanita yang kuat
terus merawat ayah sampai akhirnya Ayah meninggal. Inilah KEBOHONGAN IBU
YANG KE TIGA, karena tidak mau menerima uang korupsi padahal miskin.
Sebenarnya masih banyak
kebohongan-kebohongan lain yang
di lakukan oleh Ibu dalam menghadapi , beban hidup , beban fitnah , beban
penyakit dan beban keluarga.. semua di tutupi oleh Ibu dengan kebohongan
demi menghindari beban hidup
anak-anaknya.
TANGISAN MATA IBU
Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar